Laporan Kasus Diare pada Anak Tanpa Dehidrasi
|
KASUS IV
|
||||||||||||||||||||||||
|
Nama Peserta : dr. Edi Ikhsan
|
||||||||||||||||||||||||
|
Nama Wahana
:
RSUD Idi Rayeuk
|
||||||||||||||||||||||||
|
Topik : Diare Akut Tanpa Dehidrasi
|
||||||||||||||||||||||||
|
Tanggal
(kasus) : 09 Juni 2013
|
||||||||||||||||||||||||
|
Nama Pasien : An. AS
|
No. RM
: 095870
|
|||||||||||||||||||||||
|
Tanggal
Presentasi : -
|
Nama
Pendamping : dr. Dharma Widya
dr. Syarifah Rina M
|
|||||||||||||||||||||||
|
Tempat
Presentasi :
|
||||||||||||||||||||||||
|
Obyektif
Presentasi :
|
||||||||||||||||||||||||
|
ð Keilmuan ð Keterampilan ð Penyegaran ð Tinjauan Pustaka
|
||||||||||||||||||||||||
|
ð Diagnostik ð Manajemen ð Masalah ð Istimewa
|
||||||||||||||||||||||||
|
ð Neonatus
|
ð Bayi
|
ð Anak
|
ð Remaja
|
ð Dewasa
|
ð Lansia
|
ð Bumil
|
||||||||||||||||||
|
ð Deskripsi : Anak laki-laki 6 tahun mengalami BAB cair sejak satu hari yang
lalu, lendir tidak ada, darah tidak ada, disertai muntah
dan demam
|
||||||||||||||||||||||||
|
ð Tujuan : Menegakkan diagnosis dan
mengobati diare akut
|
||||||||||||||||||||||||
|
Bahan bahasan:
|
ð Tinjauan Pustaka
|
ð Riset
|
ð Kasus
|
ð Audit
|
||||||||||||||||||||
|
Cara membahas:
|
ð Diskusi
|
ð Presentasi dan diskusi
|
ð Email
|
ð Pos
|
||||||||||||||||||||
|
Data pasien :
|
An. AS
|
Nomor
Registrasi : 095870
|
||||||||||||||||||||||
|
Nama klinik : RSUD Idi Rayeuk
|
Telp :
|
Terdaftar
sejak :
|
||||||||||||||||||||||
|
Data utama
untuk bahan diskusi:
|
||||||||||||||||||||||||
|
1.
Diagnosis/Gambaran Klinis: pasien mengalami BAB cair, frekuensi 5 kali per hari, jumlah 3-4 sendok
makan tiap BAB, cair lebih banyak daripada ampas, lendir tidak ada, darah
tidak ada, pasien masih dapat minum, demam ada tidak terlalu tinggi, batuk
pilek tidak ada, muntah ada 1 kali, sekitar 3-4 sendok, isi apa yang dimakan.
|
||||||||||||||||||||||||
|
2. Riwayat
Pengobatan: Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal
|
||||||||||||||||||||||||
|
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: - Status gizi baik
- Riwayat alergi susu dan
makanan lain disangkal
|
||||||||||||||||||||||||
|
4. Riwayat
keluarga: Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal
|
||||||||||||||||||||||||
|
5. Riwayat
pekerjaan: -
|
||||||||||||||||||||||||
|
6. Kondisi
lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) : Keluarga pasien menggunakan air ledeng untuk
kebutuhan sehari-hari, memasak air sendiri untuk kebutuhan minum dan memasak,
BAK dan BAB di toilet.
|
||||||||||||||||||||||||
|
7. Riwayat
imunisasi :
-
|
||||||||||||||||||||||||
|
Daftar
Pustaka:
|
||||||||||||||||||||||||
|
a.
Pickering LK and Snyder JD.
Gastroenteritis in Nelson Textbook of Pediatric,17Edition. 2003.
page1272-1276
|
||||||||||||||||||||||||
|
b.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
Gastroenterologi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.1998. hal 283-293.
|
||||||||||||||||||||||||
|
c.
Standar Penatalaksanaan Ilmu
Kesehatan Anak. RSCM Jakarta. 2010
|
||||||||||||||||||||||||
|
Hasil
Pembelajaran:
|
||||||||||||||||||||||||
|
1.
Definisi Diare
|
||||||||||||||||||||||||
|
2.
Penyebab Diare
|
||||||||||||||||||||||||
|
3.
Gejala-gejala
Diare
|
||||||||||||||||||||||||
|
4.
Tanda-tanda
dehidrasi
|
||||||||||||||||||||||||
|
5.
Penatalaksanaan
diare
|
||||||||||||||||||||||||
|
6. Komplikasi diare
|
||||||||||||||||||||||||
|
1.
Subjective
ü
Pasien anak
laki-laki 48 bulan mengalami
BAB cair, lebih dari 3x/hari, cair lebih banyak daripada ampas, muntah ada, demam ada tidak terlalu tinggi. Hal
ini mengarah pada diare, disentri, dan kolera. Namun pada tinja tidak ada
darah, tidak ada lendir maupun bau anyir. Sehingga mengarah kepada diare.
2.
Objective
Hasil
pemeriksaan fisik menunjang penegakan diagnosis. Pada kasus ini, diagnosis
ditegakkan berdasarkan:
a.
Gejala klinis:
ü
Sejak satu hari yang
lalu, ibu pasien mengeluh pasien mengalami BAB cair
ü
frekuensi 5 kali dalam sehari
ü
cair lebih banyak
daripada ampas
ü
demam ada tidak terlalu
tinggi
ü
muntah ada 1 kali,
sekitar 3-4 kali sendok, isi apa yang dimakan
ü
Pasien masih dapat minum
ü
Lendir pada tinja tidak ada, tinja berbau anyir
tidak ada
ü
Darah pada tinja tidak ada
b.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Heart rate : 80
x /menit
Respirasi : 22 x /menit
Temperatur : 38,7 0 C
Berat badan : 15
Kg
ü
Kepala
Bentuk : Normosefali
Rambut : Hitam,
lurus, tidak mudah dicabut.
Mata : Cekung (-), air mata (+)
Mulut
: Mukosa mulut dan bibir kering (-), sianosis (-).
ü Abdomen :
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba,
turgor < 2 detik
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Bising usus (+) meningkat
3. Assessment
Menurut WHO
diare adalah berak cair lebih dari tiga kali dalam 24 jam, dan lebih menitik
beratkan pada konsistensi tinja dari pada menghitung frekuensi berak. Insidens
diare pada tahun 2000 yaitu sebesar 301 per 1000 penduduk, secara
proporsional 55 % dari kejadian diare terjadi pada golongan balita dengan
episode diare balita sebesar 1,0 – 1,5 kali per tahun.
Patogenesis terjadinya diare akut didahului masuknya jasad renik yang masih hidup ke usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung. Selanjutnya jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus
halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan toksin (toksin
diaregenik). Akibat toksin tersebut terjadilah hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah suhu
tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare, tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Gejala
muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan
elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit,
maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering.
Prinsip dasar penatalaksanaan diare adalah pemberian cairan (rehidrasi), feeding adjusment, pengobatan medikamentosa dan health education (penyuluhan).
1) Pemberian cairan
a) Diare akut murni, ditujukan untuk
i)
Rehidrasi : Mengganti previous water
losses dengan IVFD/NGT
ii)
Maintenance : Mencegah dehidrasi dengan mengganti on
going water losses dengan oralit peroral
iii)
Requirement : Dengan
makan minum seperti biasa
b) Diare akut dengan penyulit
i)
Diare akut dengan
penyulit dehidrasi ringan sedang
(1) 4 jam I :
50cc/kgBB
(2) 20 jam II :
150cc/kgBB
ii) Diare akut dengan penyulit dehidrasi berat
(1) 4 jam I :
60cc/kgBB
(2) 20 jam II :
190cc/kgBB
4.
Plan
Diagnosis : Kemungkinan keluhan pada pasien akibat mengalami diare. Diare
yang dialami pada anak ini kemungkinan disebabkan oleh infeksi, dimana 80%
infeksi pada balita disebabkan oleh Rotavirus. Tidak didapatkan tanda
dehidrasi pada pasien. Upaya diagnosis sudah optimal.
Pengobatan : Prinsip dasar penatalaksanaan diare adalah pemberian cairan (rehidrasi), feeding adjusment, pengobatan medikamentosa dan health education (penyuluhan). Penatalaksanaan pada pasien ini dengan rehidrasi
dengan menggunakan larutan oralit tiap kali BAB cair dan muntah, suportif dengan
pemberian antipiretik (Paracetamol) untuk menurunkan demam, dan domperidon
untuk mengatasi muntah. Serta pemberian tablet zink 20 mg setiap hari selama
sepuluh hari untuk mengurangi kejadian diare berulang.
Terapi:
-
Bedrest
-
IVFD Ringer
Laktat 20 gtt/menit (mikro)
-
Inj. Ranitidin
½ amp/12 jam
-
Paracetamol
syr 3xC1½
-
Oralit 3x1
-
Zinc 1x20 mg
(selama 10 hari)
-
Lacto B sach 2x1
-
Domperidon syr
3xC1
Pendidikan : Pendidikan dilakukan kepada pasien
dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan, pencegahan diare dan komplikasinya. Edukasi meliputi
tanda bahaya umum, cara
pemberian oralit dan zink, kapan ibu
harus membawa anak kontrol kembali ke pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta diet rendah serat.
Konsultasi : -
|
||||||||||||||||||||||||
Komentar
Posting Komentar